Wednesday, November 25, 1992

Sahabat

: Ampung

Kawan,
Dijiwa kita yang baik terpendam luka
meladeni ketidakinginan dan sekedar ingin
yang tak pernah mampu terada
sedangkan mustahil untuk memunafiki perih yang meradang

Biarlah sahabatku,
kita sedang mencari untuk membeli
(meski lebih mudah menjaring asap)
sampai harga diri dan segala milik kita habis terbantai
Tak apa sahabat,
sebanyak kita mampu mengerti
bahwa logika dan kepintaran kita yang sombong
tak kuat menipu lapar yang ramah menyapa

Kita sedang kalah kali ini, sahabat…

Denpasar, 24 November 1992