Thursday, October 13, 1994

Sajak kepada yang setia dalam ingatan

:N

Rinduku mengembara diawang awang
melewati kota kota lumat dalam kenangan
seakan percakapan masih tersisa dipucuk pucuk pepohonan
membimbing asaku menuju
telah kubiarkan semua mengalir disungai kodrat
agar teringkari gelisah panjang ini
yang merintangi inginku;
kerikil kerikil runcing pertalian darah…

Kepada angin oktober yang wangi berhembus
telah kutitipkan cium dan rinduku
yang sanggup menebus segala penghalang kasat mata
dari bangunan nyali kesahajaan
sebab bagiku engkau api dan air
yang sanggup merubah hidup dengan warna sesukamu,
yang menyejukkan dan menghidupkan
bahkan mungkin akan memberangus segala ketulusan
Entahlah…
Aku telah biarkan segalanya mencari pengakhiranNya…

Jakarta, 12 Oktober 1994

Saturday, September 10, 1994

Terpaksa

:Lia

Memaksa hati lanjuti cerita
merasa hilang arah rasa
nyatanya sikapmu menggayut
dalam petualangan kosong
dari dusta ke dusta lainya
memuja sikap kekanakanmu

Aku telah sempurna menilai
begitu buruk arti akrabmu
hingga tak setitikpun asa yang sempat kita bangun dulu
terissa maknanya
telah terbuang
bersama kutemukan lagi egoku
yang sempat kau rompak tanpa hati
kita, setidaknya aku
telah salah menyimpulkan simpati
yang ada kala pekat mengurung
itu saja
kalau tak pernah kutelan bangga atau damai
yang semestinya kita hayati
begitu berat kuharap darimu
kita hanya pandai berkata kata
kita hanya pintar merangkai khayal hampa
bukankah bijak bila kita lupakan saja cinta?


Jakarta 9 September 1994