Friday, April 12, 2002

Menunggu hujan

Tiba bagimu melangkah menjauh
ketika senja menyeret kenangan menjadi gulita
hilang dalam riuh kota
selusin lilin kutabur dikarpet biru
menggumam doa atas kedatanganmu,
seperti setiap derap kaki yang kucurigai sebagai milikmu
yang menyirapkan darah kejiwaku yang menggigil

Kupenjara ribuan kata kata
yang berarakan memenuhi rongga kepala
bersama tanda tanya besar besar tentang adamu.
Sebutir debu kusimpan sebagai kenangan,
peredam amarah tak bertuan
yang mengamuk sepanjang malam,
hujan akan tiba kataku sendirian…
dan pagi datang dengan wajah kusam,
sisa pesta dijalanan….
gerimispun tak ada
kecuali serpihan embun yang menangisi kesendirian…


Balairaja 12 April 2002