Thursday, October 27, 2005

kekuatan laki laki

:N
Aku bisa saja mendamparkanmu
lalu hinggap di gelembung kehidupan lainya yang cerah menjanjikan.
Tapi aku memilih tenggelam di kubangan air mataku
sendiri mengharap belas kasihmu
luruh melumuri luka luka membusuk buah tanganmu.
Aku tak merasakan sakit
sebab telah berabad abad jiwaku kau buat sakit.
Aku kebal akan rasa sakit itu,
sebab aku hanya seorang manusia kebingungan, murka dan tak berguna.
Aku sudah lelah mengasihani diri,
berharap merasakan sesuatu menjadi hakku.

Maafkan aku pengalaman,
yang telah menganggap diri adalah sesuatu,
setidaknya aku berfikir aku adalah sesuatu,
ternyata kekecewaanlah harga yang pantas kutebus

Waktu aku tengok kekedalaman hatiku yang rapuh,
aku sadari aku bukan apa apa,
bukan siapa siapa buatmu,
.....dan itu membuatku bahagia!

Kost simatupang, 27 Okt 2005 0007hrs

Aku dan angkasa

:huangfei

Pagi ini hati bagai angkasa
Berisikan udara dan angin pemberi kehidupan
Dihias sejuta warna dari sekian banyak imajinasi dan khayalku
Dan aku bebas meneriakkan bahagiaku
Karena sempat miliki angkasa pribadi
Tak terusik tangan yang lain
Hanya aku dan angkasaku
Langit adalah harapku
Dan do’a jadi udara yang mengambang dan mengisi angkasa
Aku hanya sendiri menatap dan menikmati
Saat itu masih pagi
Dan kala malam menjelang di angkasaku
Tidak akan ada malam yang kelam
Hanya ada malam dengan sejuta bintang
Dan sesosok bulan yang bundar sempurna
Penuh cahaya dari gedung cita-citaku akan esok
Udara sarat do’a tetap mengambang
Dan warna dari sejuta khayalku masih kuat tampak
Dan akan kutunjuk satu bintang yang miliki kilau mengalir pelan pun memancar kuat
Untuk menggambar angkasa ku dengan sinarnya
Menggambar dengan suka citanya
Tentang ceritaku di malam itu
Melukis dengan cahayanya berjuta fantasi
Yang selama ini tersimpan dalam ruang benak
Merangkai kata-kata dengan lima jemari indahnya
Menjadi sebuah puisi yang tak lekang oleh masa
Hanya ada aku, angkasa dan seisinya
Indah sungguh kala ini…dan satu ingin untuk membaginya denganmu saat ini
Entah bagaimana…andai kau mengerti
Mengerti tanpa perlu kata dan suara
Mengerti hanya dengan kedewasaan jiwa
Dan keindahan khayal yang bersama kita coba leburkan dalam nyata
Entah bagaimana….

Graha Simatupang, 26 Okt 05

It is a need to feel something…

It is a need to feel something…

Mengambang bagai awan,
Mengapung bagaikan riak samudera
Gelap
Sepi
Perih
Melelahkan

Aku lelah bertahan pada kebanggaan yang tersisa
Maka kubiarkan diri tengglam penuh kemenangan
di danau embun pagi bernama harapan,
segalanya baru,
seperti selembar kertas buku halaman baru
asing

sesungguhnya aku tak butuh masalalau,
seperti aku tak peduli masa depan..

Kantor pada sore 26 Okt 2005

Saturday, October 15, 2005

Tamasya negeri api

Menghela ragu merayapi celah celah tanah hitam terpanggang kemarau
Ketika api masalalu masih berkobar menyala didinding langit
Selebihnya iblis berpesta dirongga dada
Dengan sesak hati kupunguti ranting kenangan dari pohon cita cita yang tumbang
dimana semestinya sebentar lagi berbuah
bangkai harapan menghampar tanpa nisan,
mati ditikam penghianatan
Hanya perih menyanyikan lagu duka diam diam
Tujuh musim telah mandul sia sia
tanpa semaian bibit pohon kehidupan;
tinggal merana terombang ambing matahari yang murka

Mencoba mengenali lagi bahasa angin
pucuk pucuk gunung yang mengurung;
fikiran tersesat pada labirin ego semata,
tak maju tak juga mundur,
bahkan membatu penuh ragu
ataukah aku yang menjelma menjadi mahluk asing dibumiku sendiri?

Masa depan tak pernah ada,
hangus oleh bencana masa silam yang sempurna
Pada selembar daun hayal yang tersisa, jiwaku menitip mimpi…

Maafkanlah hati, wahai pengalaman…


Baturetno 14 Okt 2005