Saturday, December 23, 2006

Kenangan










rindu mengantar fikiran
pada satu jejak tersisa dari ribuan tapak kaki dulu
jalan setapak telah rusah ke taman itu
dan kini tesesat kehilangan arah
diantara tebing tandus pendakian

memandang jauh ke dusun dusun
rumah rumah kayu roboh dipecundangi zaman
ilalang meninggi membunuhi ladang strawberry dan bunga matahari
tinggal merana menyisakan cerita tanpa kata kata
huma dibawah teduh pohon rambutanpun membangkai
perlahan lapuk menghitung usia

dimanakah gerangan penghuninya?
adakah cerita hidup didalamnya terbawa
dalam jiwa siapa saja yang pernah melintasinya?

dari kejauhan
dari ketinggian
yang tampak hanya kenangan
menyisakan rindu tanpa tujuan
di tubir tebing
tak ada yang menunggu
tak ada yang ditunggu
kecuali waktu yang setia mencatat tapak sepatu…

(kupunguti serpihan indah kenangan,
ternyata melukai dinding hati dimana tempatnya tersimpan
darah menetes jadi air mata,
merindukan rasa cinta yang tinggal jadi angan angan
mambias bersama udara tua)


Nutricia, 061222

Thursday, December 21, 2006

Nyanyian udara









hati mengambang
kehilangan pegangan
terbang melayang
mencari damparan
dimana bumi menjadi batu pijakan
nyanyian sumbang
ditinggalkan angin
dan awan gemawan
pergi mencari pemilik hati
lagu puji puji
dan doa dilantunkan
menjadi penerjemah
hati yang mencari
sayap yang lelah
perlahan patah
luruh ke tanan
menjelempah
menunggu musnah

Aku rindu
rasanya
mencintai
seseorang…

PTIK, 061221