Sunday, January 28, 2007

Sajak kepada kekasih



:tet

kukatakan tentang ketakutan yang membelenggu
langkah dan jarak pandang
semestinya bukan menjadi persoalan
sambil kau hitung goresan luka disepanjang desah desah nafasku
adakah kau baca sunyi yang meraja ?
aku terpuruk ketika kau coba raba koreng dijantungku
lalu kau tersedu oleh iba yang membebani

Mestinya tak kukatakan tentang kisah perjalanan
dan bengisnya harapan yang setia kita benci
seperti daun daun yang gugur dan terlupakan
aku hanya punya dada tipis dan lengan kecil untuk kupinjamkan padamu
sambil terus kubuang langkah langkah pincangku
sebab aku tak punya kata kata untuk kita hayati sejuknya
ketika rindu perih menyayat dan kesendirian enggan kita ingkarkan

dan kita tertelan oleh kerasnya hari hari tanpa tepi
sedangkan jarak mentertawakan kenestapaan dibathin

acuh kita memungkirinya
sementara terus kubaca ketakutan yang menggelayut
disetiap detak nadimu
simpati ini meremas keyakinan yang kutawarkan dulu
lantak menjadi sepotong sepotong kisah sejarah
sedang kita tahu didepan hanyalah hamparan kemungkinan
tak satupun mampu kujabarkan
kecuali rasa yang kuhayati kini…


Teso East 6 January, 2002

Jejak Sunyi



Puisiku adalah jejak sunyi disepanjang tepi subuh
sewaktu mimpi tak sempat singgah
kematian datang begitu indah
sampai hangat matahari membagi hidup dan mati lagi
…ketika beku subuh mendekap jiwa…

Puisiku adalah percakapan
tanpa suara dari seribu mulut dirongga kepala
gambaran cemas bagai semilyar kunang kunang sekarat dibola mata
ketika masa berjalan tanpa kelokan dan persinggahan
memanjang bagai tanpa ujung
tak pernah kutahu mulanya sewaktu sunyi pekat melilit hati

dibelantara sunyi amarah dan birahi menjajah nurani
puisiku mengiring perginya setiap lekuk waktu yang terlewat
lihatlah kekasihku,
disini cinta menjadi sekedar kenangan diruang kosong
umpama buku yang tak terbaca sunyi.

Teso east, 6 January, 2002