Wednesday, August 29, 2007

Ndhok amun-amun















- diambil dari kepala yang kosong isi -
: bagimu pemegang belati

tiba harinya katamu,
semua orang pergi
jadikan hidup lebih berarti
meninggalkan kubangan yang pernah kita gali
pesan demi pesan mengering dikalahkan panas matahari
rintih dan jerit perlahan diacuhkan bak nyanyian setan

wajah bening pura pura melupakan
biar kupermudah
menghilang dari bumi pikiranmu
persis sama seperti
butiran debu yang lewat di mata kakimu
lakukan apa yang terpantas kau lakukan
raihlah buah tertinggi dari keinginan

aku menangis untuk perpisahan
dan untuk puntung puntung rokok
disepanjang jalan
yang telah terbuang setelah hilang kebanggaan

kata maaf
kata penghargaan
dan perpisahan
mengisi siang penuh bara
nun jauh di gambut jiwa
terbakar hangus jadi abu
dan berganti perasaan


aku minta maaf pada peluang yang pernah memberi kesempatan
aku minta maaf atas kedunguan menggila yang mengkerdilkan hati…


ciracas, 070829

Tuesday, August 28, 2007

Ziarah (2)


: para kekasih hati

angin mongso bediding
kering penuh kenangan
membekukan tulang
raihlah aku
sembunyikan aku
ke tempat paling sunyi di muka bumi
bawa aku bersamamu
dalam diam dan sejukmu
menikmati percakapan
di pematang ladang
dibawah bulan berwarna orange

aku letih mengembara
mengikuti angin
mengendarai ombak
menjadi debu

inilah ziarahku ke makam kenangan kita
bagimu yang hidup dalam keabadian masa
bagiku sama saja
selama engkau penghuninya
sebab indahmu tak pernah mati
menjadi bunga di langit hati

ciracas, 070828

Thursday, August 23, 2007

Mantra Pamujan









: . . .

senyummu membutakan matafikiran
bayang wajahmu mengikuti langkah
menantang hari
ribuan pertanyaan tentangmu
datang ke palung hati
kusembunyikan lalu memeramnya dalam diam
langkah kita pupus
aku hanyalah sepotong kabut
yang melintas di cerah ceria masa lalumu

aku rindu kamu
rindu hangat sapamu
rindu kaya ceritamu
rindu indah kasihmu
rindu yang tidak terlunaskan dengan kata

kubaca puisimu
khidmat setiap kata dan kalimat
seolah engkau berbicara padaku
tapi tak kutemukan butiran kata itu
bukan
bukan untukku
kuyakinkan diri
aku memang sebaiknya mati bagimu
hanya arwah yang tak berbentuk ini
yang selalu ada disetiap detikmu
disetiap bait syair yang kau cipta

aku kini hantu bagi indah hidupmu
tapi di setiap lorong bathin
…kamu ada…
mencairkan beku
menerangi gelap
dengan sangat diam diam

aku memujamu,
…memujamu tanpa syarat
aku tahu
tak pantas buatmu
biar saja
biar saja jika engkau tak sudi mengartikannya
aku hanya ingin,
melahirkan anak nuraniku dihadapanmu…

Ciracas 070823

Wednesday, August 22, 2007

Salah











Rasa bersalah membebat kaki
Meilntah pada nadi
mengalirkan kesukaan dari angin dan butiran hujan
Nurani menghakimi sikap
ingkar kepada keniscayaan masa
Satu kaki menapaki dunia terang
Selebihnya berjalan dalam kegelapan
Hati yang rapuh bermimikri dalam bimbang
Sesekali berhenti merenung dalam
‘apa yang kau cari, wahai hati?’

Didepan jalan masadepan
Luas melempang tanpa penghalang
Dan cinta yang bercabang mengaburkan pandang
Menjadi secuil secuil fragmen sejarah
Tunas kasih yang tumbuh dari patahan ranting jiwa
Tumbuh justru ketika kemarau meremukkan iga

Pada waktunya engkau harus kembali
Menjadi diri representasi adat
Dan kita tinggal punya cerita
Tentang duni kecil berpelangi
Sunyi tak berpenghuni
Dunia tak bertuan
Dimana hati jadi tumpuan
Tempat kita sembunyi dari kegetiran
Dan mereguk suka sepenuh jiwa

Usah dikekang
Usah dikenang
Jalani saja
Sampai dimana
Kaki akan berhenti
Mati…

Ciracas, 070821

Thursday, August 09, 2007

Sketsa sore





Perlahan menjauh dari tempik sorak dunia
Sesadar kita, usia telah menjadi tua
Seperti daun cemara yang rontok
Jadi sejuk oleh tanah lembab gunung Lawu dulu

Sahabat datang lewat sekerjap
Mengabarkan kehidupan panjang angan angan
Nun jauh dari seberang lautan
; berharap suatu saat kita dapat bertatap mata
Rindu ini seperti keong yang memfosil di batuan cadas
Jadi gambar penjaga sejarah belaka
Kehilangan hidup,
Juga kehilangan kematiannya

Seranta debu luluh di aspal jalanan
Bersama serapah yang tersembunyi disetiap atas roda
Lelaki yang beruntung
Perempuan yang beruntung
Dalam persoalan hidup yang terus merubung
Menyatu dalam sore yang memerah saga

Ciracas, 070809