Saturday, January 16, 2010

Déjà vu










diatas hamparan rumput surga
jiwa terlentang tak berdaya
kehilangan dimensi ruang
dimensi waktu
aku menjadi milik ketiadaan
terjebak pada mummy kenangan
malam malam dan siang siang menjadi tidak asing lagi
berisi hal yang sama laksana bermimpi;
iblis iblis yang tak baik hati

Bambuapus - 100115

Friday, January 15, 2010

Pagi Pertama










lunas tugas semalam
menyimpulkan jutaan pertanyaan
dengan satu jawaban pasti
seberapa penting sebelumnya
sekarang menjadi tidak berguna lagi
bahwa mestinya sudah sejak semula awalnya
tak perlu menanggungkan beban yang tak perlu

pagi pertama berwarna kelabu
seolah olah dunia lahir baru
melupakan adalah hal mustahil
menjadi roman sejarah
kenangan ber-nekrofilia dengan bangkai kebahagiaan

embun yang selalu dirindukan tak juga datang
sedangkan matahari kian meninggi
menyibakkan semua yang tersembunyi
dan pagi pertamapun beranjak cerah...

telah dikemas mimpi di malam terakhir sebagai ajaran;
bahwa menjadi bijaksana tidaklah bisa secara tiba tiba


Bampuapus – OPP 100115

Usai Sudah










selayaknya engkau tahu
betapa ku mencintaimu
kau tenangkanku dari mimpi burukku
selayaknya kau mengerti
betapa engkau ku kagumi
kau telah tinggal di dalam palung hati

betapa hancur hatiku
melihat engkau bersamanya
namun ku mencoba tuk tegar menghadapinya
jangan kau menangis lagi
tak sanggup aku melihatnya
sekarang kau pilih diriku atau dirinya

kau tuliskan cerita tentang engkau dan dia
yang membuat hatiku semakin terluka
sudah usai sudah cerita engkau dan aku
ku anggap sebagai bingkisan kalbu

(ku tulis cerita tentang aku dan dia
sehingga membuatmu terluka
sudah usai sudah,
jangan menangis lagi
kurasa sampailah di sini)
By: Kangen 'lebay' band

Thursday, January 07, 2010

Luka Batin








lahirlah malam bernafas alam
kenangan menggeliat
lampu jalanan tawarkan cerca
belati menancap di dada
kuhujamkan dalam
tangan gemetaran
menanti keajaiban
peluang kemungkinan tinggal sepah
separoh dunia mati tiba tiba
berhenti diam
terbelenggu bimbang
amarahku bisu
juga rasa bersalah
jadi hakim nurani
tinggal nyeri
mengisi nafas


Pekanbaru 100106

Sunday, January 03, 2010

laknat











matahariku padam
pekat matahati kemudian
ada gerimis menangisi malam
warnanya abu abu
warna airmata bidadari menangisi kekasihnya yang durjana.
kau nyalakan bara pada hamparan sekam
bekas kebakaran musim silam.
apinya kini berkobar
memberongot setiap yang di pandangan
panasnya merubah tulang belulang menjadi abu

mimpi merobek tidur sebelum pagi
dan ribuan belatung merubung kepala
menitipkan bayi bayi iblis
berlarian sepanjang pembuluh darah
sebentar lagi pecah

telah kau sempurnakan luka ini
merubah bentukku menjadi iblis ciptaanmu

Bambuapus, lewat tengah malam 100103