Kapan lagi?
kita akan membagi sunyi
pada jelajah anatomi kota mati
membaca bulan dan puing kejayaan
tepat diatas kuburan peradaban
melukis fajar
menggambar senja
menyantuni kisa kisah kekononan
marka marka jalan perlahan memudar
tepat diantara Bantenlama dan Candijiwa
kehilangan dimensi ruang bidang
menjadi gaib tak berujud
; tinggal khayalan
pada arloji mati kutanam rindu
langkah langkah menghilang
pikiran membumbung dan menukik tak beraturan
laksana hati kehilangan naungan
bahkan tak kutemukan paving pijakan harapan
O, rupaya aku melayang
; di tengahnya jalan
Tasikmalaya 121128