Engkau bimbang diantara setengah keberanian dan setengah ketakutan
; sama sama nisbi.
Penyesalan hanyalah batu beban ditas punggung
dan kau memilih menjelempah mengharap malaikat datang bawa ambulans.
Lihat sekelilingmu,
semak semak akan semakin mengurungmu
jika kau hanya menunggu dibawah pohon,
bahka sang akar pohonpun lambat lambat akan melilit dan mencekikmu...
sementara harapmu tak pernah terjawab,
tak ada malaikat bawa ambulans...!
Tangan yang dilurkan semestinya dijadikan tiang penyangga
ketika kakimu lemah,
kepedulian yang disodorkakan mestinya menjadi pelampung
ketika engkau mulai tenggelam;
bukan untuk dicampakkan.
Ya, engkau mengharap cinta
dari cinta yang telah kau hancurkan
dan memandangnya sebagai bukan apa apa...
Teruslah bermimpi,
hingga kau sadar bahwa engkau telah jauh tertinggal
hanya untuk mencoba mencari tahu
dimana ketertinggalanmu...
(Ditulis pada 5 Desember 2005)
No comments:
Post a Comment