Friday, December 04, 1992

Mimpi disudut satu kota

Musim menggigilkan jalinan jiwa kumuh
aku kerdil tercoret menggali hangat dibatas ada
-biarpun tetap angkuh-
menahan perih sambil menghabiskan hidup sendirian

Orang orang telah melupakan sisa bising
ketika malam berngkat pelan pelan
menghibur kecut atas segala kegetiran hidup
dengan pertaruhan
tempat khayal bersandar kukuh
kebodohankupun tetap lepas menengok jujur kepahitan hati
;kemiskinan yang begitu kental
sampai jiwaku telajangpun tetap tak kugauli
sekedar kebanggaan untuk kubusungkan
dada bagi dunia dimana aku berada…


Gang Jempiring, Denpasar 3 Desember 1992

Asmaradahana

:N
Segugus musim lantunkan tembang asmaradhana dihidupku; buatmu
dibathin kuhirup nikmat kerinduan akan raut bidadarimu

Aku mabok merakit keinginan
hingga kusukai kemunafikan ini
dan kuyakini transparan sikapmu

Asmaraku,
I wish….
I wish…
Entahlah…

Denpasar, 3 Desember 1992