Thursday, March 22, 2007

percakapan sunyi



: embun

sore
matahari layu
jarak mencerai hasrat
pikiran tinggal sedepa
kenali luka yang bakal tiba
tawa menjauh
tinggalkan bumi
tinggal sebungkus kenangan
;sedih

maafkan aku
tak bisa sembunyikan sunyi

“I know..”
jawabmu tanpa suara


nutricia, 070322

Tuesday, March 20, 2007

Elegi kepekatan




melepuh di bejana kebencian
bimbang dipermainkan angin setengah malam
pada tungku pikiran dendam terjerang
pekikan pelacur di pinggir empang menggarami luka
kemesuman sepanjang jalan merusak logika
mengombang ambingkan ragu
untuk menikamkan kenangan karatan ke jantung semata wayang
sinar sinar lampu menembusi amarah
terbawa dalam kecepatan cahaya
di muka tertoreh jelaga
sisa atas sesal yang kembali membara

aku mencari,
sisi murung dari bumi
namun nyatanya tinggal umbaran birahi
yang menentang racun sepenuh cawan nasib
kepada malam purba kutitipkan air mata
atas diri yang kehilangan diri
tersesat dalam rimba busuk
bersama satu dua kewajiban di pundak badan

dan tuhan entah dimana…


gempol, 070319

Wednesday, March 14, 2007

Pesimis





aku
ingin
tidak
berharap
untuk
berharap
atas
apapun
dari
apapun


Gempol, 070314

Nyanyian lilin




lilin di atas asbak
bergoyang risau terangi seonggok puntung rokok
telah satu pak pengalaman membias jadi udara
;sia sia
selebihnya kesunyian menjepit hati
tinggal jarum jam menjelma jadi genta
memekakkan pendengaran rasa
malam menangis lewat gerimis
kepala dilantai kehilangan isi
lelah mengurai cerita
tentang kelana di jalan tak rata
kaki perih bukan buatan
hati pedih bukan kepalang
dan sebait puisi lahir tanpa jiwa
nyala lilin jadi penghela
mencari makna dari bangkai waktu
tercecer di seonggok puntung rokok
perlahan pudar
lenyap bersama pijarnya, terlupakan
mati ditikam sunyi
ia terbakar hancur sendirian
tertinggal gelap tanpa harap…

gempol 070314

Linglung




terkurung dunia
sebongkah batu di kepala
membunuh langkah fikiran
mengaburkan masa depan
tersesat dalam gelap
tanpa cahaya
hanya gerimis menyinari
sepi ini seumpama tak bertepi
terkubur hidup hidup oleh
gunung amarah dalam bisunya
ternyata gunung batu yang menghuni kepala

andai bisa aku ingin memberontak
berlari kencang menjauhi dunia
meski pincang langkah kaki
meski usia tinggallah sedepa
...andai aku bisa…

gempol, 070314

Doa



Ya Tuhan, pemilik agung dari segenap isi kehidupan dan juga kematian

Kuatkan mataku ya Tuhan, menyaksikan bunda didera kesakitan, menahankan luka sepanjang perjalanan. Kuatkan hatiku juga ya Tuhan, menemukan diri begitu lemah tanpa kekuatan dimana seharusnya pengabdian bisa diterjemahkan dalam perbuatan.

Ya Tuhan, pemilik pengetahuan atas segala yang menjadi penghuni fikiran…

Ampunkan atas kebodohan dan kebutaan bathinku ya Tuhan, yang kesulitan memaknai hidup sebagai nikmat yang Engkau karuniakan. Dan beri aku kekuatan nurani ya Tuhan, memilih jalan bercabang bermarka pedih di hadapan, ijinkan aku menghunus pedang, membunuh iblis yang mengkerdilkan jiwa ini.

Ya Tuhan yang mengetahui sembarang hal yang tidak aku ketahui,

Maafkan aku yang tak sanggup melafalkan doa tepat seperti yang diajarkan sewaktu aku kecil dibawah rindang pohon Sawo dulu. Setidaknya bahasaku Engkau mengerti juga sebab Engkau maha mengetahui bahkan sebelum terucap dalam kata kata. Maka ijinkan aku memohon ya Tuhan, beri aku kekuatan untuk melwati hari ini dengan senyuman, beri aku kekuatan baru untuk mengamputasi sepotong hatiku yang sakit bertahun tahun dan kubiarkan menunggu penyembuhan. Nyatanya hanya pembusukan yang kudapatkan.

Ya Tuhan yang mengangkat segala kemuliaan dari dasar lumpur kehinaan,

Ampuni aku atas ketidak sanggupanku menjadi manusia berjubah malaikat seperti harapku, sebab iblis telah beranak pinak di setiap tetes darah, daging dan otakku, menungguku rubuh menjelempah ke tanah dan mati tak meninggalkan jejak apa apa.

Ya Tuhan yang maha bijaksana menilai segala rahasia,

Jangan hukum mereka orang orang yang durhaka, tapi bukakanlah pintu bathinnya agar mengerti bahwa hidup tidaklah semudah yang dikhayalkan. Bahwa memang Engkaulah ujung dari segala kejadian yang bermula dari fikiran.

Nutricia, 070313

Monday, March 12, 2007

Tanpa Judul



Engkau bimbang diantara setengah keberanian dan setengah ketakutan

; sama sama nisbi.

Penyesalan hanyalah batu beban ditas punggung

dan kau memilih menjelempah mengharap malaikat datang bawa ambulans.


Lihat sekelilingmu,

semak semak akan semakin mengurungmu

jika kau hanya menunggu dibawah pohon,

bahka sang akar pohonpun lambat lambat akan melilit dan mencekikmu...

sementara harapmu tak pernah terjawab,

tak ada malaikat bawa ambulans...!


Tangan yang dilurkan semestinya dijadikan tiang penyangga

ketika kakimu lemah,

kepedulian yang disodorkakan mestinya menjadi pelampung

ketika engkau mulai tenggelam;

bukan untuk dicampakkan.

Ya, engkau mengharap cinta

dari cinta yang telah kau hancurkan

dan memandangnya sebagai bukan apa apa...

Teruslah bermimpi,

hingga kau sadar bahwa engkau telah jauh tertinggal

hanya untuk mencoba mencari tahu

dimana ketertinggalanmu...


(Ditulis pada 5 Desember 2005)

Thursday, March 08, 2007

Sajak Rindu


di langitku senyummu menggantung
bersama tanya rinduku menggunung
sorot matamu bagai matahari
yang bersama angin mengajak anggrek menari di halaman mimpi
kuraba luka; rindu yang nyaris tak terasa
lembar demi lembar diary
penuh dengan coretan kaya arti
tebal,
dalam,
bahasa tinggi

pagi tadi baumu menghampiri
menjombak ditengah resahku menghitung kemungkinan
mengundang percakapan tentang apa isi mimpimu semalaman
dan menakar rencana apa yang kita buat
jika nanti ada pertemuan

sebentar lagi malam kan datang
catatan hari ini kita kan simpan
dan nyanyi belalang mengantar kunang kunang
semilyar mencari titian hati bimbang
nun jauh ditanah basah kota kecilmu
bersama embun hatiku lindap di atap rumahmu…


gempol, 070308

Wednesday, March 07, 2007

Buntu











aku tak punya kata kata
yang ingin kuucapkan kepada dunia
fikiranku terkurung hujan
dan senyummu jadi dinding membayang

aku tak bisa kemana mana,
kecuali mengurai kenangan atasmu
dan merindui bau tubuhmu
yang sewangi aroma tanah merah ketika hujan

sungguh,
aku tak punya kata kata
hanya hati belaka…

Glassbox, 070306

Apa Kabar?



butiran kalimatmu masih indah
(seperti dulu)
aku tenggelam di kedalaman kata katamu
(seperti dulu)
hatiku hanyut dibuatnya
(seperti dulu)
aku jadi iri karenanya
(seperti dulu)

kemana kakimu melangkah?
kemana pula angin mengarah?
ah,

aku selalu kehilanganmu;
masalalu…


Glass box 070307

Terimakasih



Kuusapi debu yang menempel di album hati
Tempat dulu kulukis warna hari penuh rasa
Warnanya kusam terjauhi matahari
Meninggalkan denyut yang mengurai lara

Inikiah bangkai waktu yang dulu pernah kita ludahi?
‘aku tak punya benci’ katamu suatu ketika
di pematang sawah tempat kita duduk merendam kaki berdua
dan membiarkan puluhan ikan Gobi berpesta
diantara sela sela ibu jari

engkaukah itu yang duduk disampingku
tak membawa aroma tubuh dan wangi melati dulu
engkaukah itu yang lamat lamat meantapku
sedangkan dua matamu dulu menancap erat di palung kalbu

ah, waktu
terimakasih karena engkau masih mengingatku…

Glassbox, 070307

Sunday, March 04, 2007

Dua tahun



jarum waktu melepuh
matahari mati di ujung malam
dua tahun sudah
kaki pincang perih berjalan
diatas lumpur kenangan
berjubah debu kepemilikan
tak mundur tak juga maju

letih,
letih,
letih,
jiwa yang pincang

malam jadi abadi
mengubur seumpama bui
aku telah jadi milikmu, wahai iblis
maka garami semua lukaku sesuka hati

malaikat, iblis dan pedang bengis
mengiris kulit bagaikan beling
menyayat habis tabungan kebanggaan
tinggal kini menghitung
bangkai waktu yang tercecer tanpa malu
selagi nafas tetap menderu
biarlah hidup terus berjalan
dengan keindahan yang menjauh..

dua tahun perjalanan
hanya secuil catatan yang tersimpan
melulu tentang kemuraman

jangan kecewa wahai sekumpulan iblis
jika aku hanya diam menikmati pedih dendam..

Gempol, 070304