Sunday, December 14, 2008

Perpisahan












:TZ


menghayati perih
perpisahan
dalam perasaan,
hati tercabik
menyebabkan luka
ngilunya memastikan
hidup masih ada
hati masih hidup

jarak telah mencincang
keteguhan diripun runtuh seketika
airmata membanjir tumpah
seolah selaput mata telah pecah
mulut mandul tak lahirkan bicara
kata kata mati terkunci
dalam peti di bilik jantung

kepergian memang menyakitkan
sedangkan percakapan
hilang terbawa angin
tinggal duka jadi peneman
berharap entah ada perjumpaan

hai gadis malang
ampuni aku
atas sakit yang kau tanggungkan

Duri – Pekanbaru 081213

Thursday, October 16, 2008

Fantasi













Di sunyiku seribu wujudmu merayu
aku menjadi singa lapar didalam jeruji
terkurung oleh imaji yang mengamang
digaris kenyataan
keseluruhannya tentangmu


Sore tadi,
telah kupunggah hasrat asmaraku yang mandul
diterkam gerhana dua tahun silam
khayal tentangmu membunuh kantuk
menyajikan malam dengan berjuta rekaan
jika engkau disampingku


Biar saja kuikuti kuasa bayangmu
mengayunkan bunga angan surgawi
melanglang diantara ketidaknyataan indahaku
menjadi asap peneman malam
yang melulu berisi rindu,
hingga subuh membanting diri dalam kenyataan dunia,

: kita tidak sedang bersama


Jogya 080908

Tuesday, September 09, 2008

Kemarau









Perdesaan kering ditikam kemarau
pepohonan kukuh diatas tanah batu
akarnya menggenggam karang
setia menghisap penghidupan dan pengharapan

Tanah tanah sawah bercelah belah,
menghampar digarisi parit parit masa silam
tak ada jejak air
gersang semata pemandangan pejalan

perempuan peziarah bersolek gambir
berjalan bimbang ditepian dadah
memetik randu
mumpung hujan masih jauh dari bubungan

doa doa mengepul bersama debu
bersama bayi bayi baru yang lahir
dari malam kemarau yang dingin membekukan tulang

seorang pengamen di lampu merah
menyanyi sumbang kabarkan haus tanah kelahiran...


Jogya – Gombong 080908

Thursday, September 04, 2008

Kematian








Dingin senyap tanah pekuburan
menebus lunas hutang rindu kampung halaman
sebab segala yang berumah pastilah akan pulang
Sungguh orang mati meninggalkan nama
Batu nisan jadi tanda terakhir
isak pilu menyempurnaan sebuah kesudahan
Ia yang mati hari ini
menjadi debu tertiup angin lalu
Ia yang ditinggalkannya hidup hari ini
mengemas kenangan
membingkai bayangan
tentang seorang yang dengannya cerita hidup terbangun..

Kematian hanya siklus kehidupan
titik ujung dari perjalanan bernama kelahiran
maka, bersedihlah wahai penduka
atas pupus riwayat sebuah nama
simpan semua kisah sekuat ingatan
lalu abadikan dalam nisan batu peneman sang mati

Pulanglah pulang jiwa yang melanglang
teduhkan sukma
dibawah rimbun kamboja,
dalam damai pangkuan ibunda tersayang..


Gempol, 080903

Thursday, July 24, 2008

Sisa Bulan






akhir bulan menjelang
detik detik penghabisan
uang tinggal kenangan

ditelan kebutuhan
diendap keinginan
lapar mata
lapar perut

sejenak melihat keluar
melalui daun pintu
menatap hari depan

asikk tgl 25 gajiannnn...!!


Surabaya 080724

Sisa Malam








udara menggenang
dan malam tak berwarna
laju fikiran
punguti keping sejarah
sepanjang hari perjalanan
tinggal kerikil
mengendap jadi renungan



Surabaya 080723

Tuesday, July 08, 2008

Celaka!











sungguh mati kau rupawan
indah teduh bagai rembulan
membuatku lebih kerdil dari semua orang
bahkan dari nyamuk dan kelelawar
luluh lantak dinding keangkuhan
lumat oleh semerbak angin yang terbawa
bersama derai rambut
dan tatapan setajam karang
aku jadi benci keberadaanmu
yang menyeret angan selalu menuju
sebab hanya tagihan atas kepenasaran menjadi penebus
dan pulang ke jalanan dengan tangan bolong tak menyisakan kenyataan

Sungguh,
puisi ini bukanlah pujian
hanya goresan dari mimpi yang menggubal fikiran
tentang sosokmu yang lusapun tandas
sebab jarum jam tak sudi berhenti berlari
mengukir sejarah dan menciptakan misteri

Tetapi kau memang cantik
membuatku cemburu kepada setiap orang…


Sunter - 080707

Friday, February 29, 2008

Hikayat kupu kupu










Dari jauh terbaca sepimu,
dari balik kabut kuciumi aroma kenangan
yang menghambur dalam setiap kata
terucap dan yang terkubur oleh angin dan waktu
Engkaukah itu?
sekelebat bayang yang hinggap diujung bilah pedang kehidupan
mengayun membabibuta?

Kepak sayapmu anggun dalam diam
menghembuskan sejuk lagu lagu
tentang hati kasmaran
melantunkan puisi
tentang rindu karatan
jauh membuaikan pertanyaan demi pertanyaan
yang membatu
diam diam

Biar saja
bersama sunyi yang menjadi raja
kueja setiap butir makna
meski hanya gelap yang terbaca
tinggal getar jiwa yang terasa...
sebaris kata kataku pagi ini
berisi harap akan berdenting mengisi sepimu
hitam warna penderitaan (katamu...)

semalam,
ada bulan sabit yang gemetar melintas diatas atap rumahmu
banyak mengira dia akan tumbang
sedangkan dia punya berabad abad cerita tentang kesepian
andai bisa
kau hamburkan darah dan nafas wangimu di bumiku
agar mampu kurasa nikmatnya derita
ketika hanya sunyi yang bersimaharajalela
dan...
kutitipkan seribu luka luka dari kekalahanku sepanjang jalan
saat itulah,
sepi menjelma jadi kerajaan dan melulu berisi keindahan
oleh manja sang hati...

Jakarta suatu ketika - 2006

Tuesday, February 05, 2008

Semangat terbanglah rendah











(kepadamu yang dulu pernah jadi embunku)

pada kebekuan aku mengadu
atas tetes air hujan yang membatu
mengukir pikiran ketika hari berlaku bagaikan jeda
menunggu kabar baru dari langit tak bertuan
nyatanya hanya mendung yang mengurung kelam
angan angan pecah menjadi beling
mengiring malam yang menggoyang lampion warna warni
disepanjang jalan menuju pagi
rasanya memang angin telah kehilangan tujuan
terbunuh mati oleh musim yang semakin renta menemani bumi
lemah, letih dan sendirian sang matahari kini
berlari menjauhi embun yang mengering oleh hari hari baru
semua orang setiap hari menjadi orang baru

surat cinta yang kutulis seratus tahun lalu
terdampar di lembah sunyi
kehilangan pembaca

pada saatnya seluruh belulang akan melepuh
ketika jaringan otot dan urat mengendur menahan laju usia
bayi bayi baru akan lahir dari rahimmu
menampung tetes demi tetes air mata beruang kutub
yang menjelempah dipangkuan

aku turut bersuka tanpa rasa
atas Harapan Baru tempatmu memuja rasa…


Ciracas, 080205