Tuesday, September 09, 2008

Kemarau









Perdesaan kering ditikam kemarau
pepohonan kukuh diatas tanah batu
akarnya menggenggam karang
setia menghisap penghidupan dan pengharapan

Tanah tanah sawah bercelah belah,
menghampar digarisi parit parit masa silam
tak ada jejak air
gersang semata pemandangan pejalan

perempuan peziarah bersolek gambir
berjalan bimbang ditepian dadah
memetik randu
mumpung hujan masih jauh dari bubungan

doa doa mengepul bersama debu
bersama bayi bayi baru yang lahir
dari malam kemarau yang dingin membekukan tulang

seorang pengamen di lampu merah
menyanyi sumbang kabarkan haus tanah kelahiran...


Jogya – Gombong 080908

Thursday, September 04, 2008

Kematian








Dingin senyap tanah pekuburan
menebus lunas hutang rindu kampung halaman
sebab segala yang berumah pastilah akan pulang
Sungguh orang mati meninggalkan nama
Batu nisan jadi tanda terakhir
isak pilu menyempurnaan sebuah kesudahan
Ia yang mati hari ini
menjadi debu tertiup angin lalu
Ia yang ditinggalkannya hidup hari ini
mengemas kenangan
membingkai bayangan
tentang seorang yang dengannya cerita hidup terbangun..

Kematian hanya siklus kehidupan
titik ujung dari perjalanan bernama kelahiran
maka, bersedihlah wahai penduka
atas pupus riwayat sebuah nama
simpan semua kisah sekuat ingatan
lalu abadikan dalam nisan batu peneman sang mati

Pulanglah pulang jiwa yang melanglang
teduhkan sukma
dibawah rimbun kamboja,
dalam damai pangkuan ibunda tersayang..


Gempol, 080903