Wednesday, September 04, 2013

Cemburu buta

















sepotong beling
melesat dalam gelap
lalu bengis menancap
tepat di ruang ingat
lalu semua menjadi gelap...


130904 Surabaya

Saturday, August 10, 2013

Mudik











Selayak pohon berebut tinggi
kemelaratan memupuk mimpi
karena kasimu, ibu..
kujejaki negeri negeri berawankan pelangi
tanda mata yang sesungguhnya, o..
kampung halaman
tempat dimana sepi kisah masa silam
terkumpulkan menjadi seikat nostalgi
yang menghambur dalam derai tawa


Andong 130810

Tuesday, April 09, 2013

Trotoar












Kapan lagi?
kita akan membagi sunyi
pada jelajah anatomi kota mati
membaca bulan dan puing kejayaan
tepat diatas kuburan peradaban
melukis fajar
menggambar senja
menyantuni kisa kisah kekononan

marka marka jalan perlahan memudar
tepat diantara Bantenlama dan Candijiwa
kehilangan dimensi ruang bidang
menjadi gaib tak berujud
; tinggal khayalan

pada arloji mati kutanam rindu
langkah langkah menghilang
pikiran membumbung dan menukik tak beraturan
laksana hati kehilangan naungan
bahkan tak kutemukan paving pijakan harapan

O, rupaya aku melayang
; di tengahnya jalan

Tasikmalaya 121128

Removed












sebutir debu lepas dari timangan
jatuh mengambang lalu tenggelam di kegelapan
ia dalah gambar maya penghias telapak tangan
di dunia senyap tanpa suara
tersisa perih di rongga dada

Gempol 130409

Sepi
















milik siapa sepi ini
yang berisi sesaji pemujaan hampir kapiran
waktu terlanjur menjadi gambar beku
lalu
kita berkemas tanpa berpamitan
tak jua saling melambaikan tangan
hanya menghilang di balik udara yang menggumpal menutupi pikiran
meninggalkan lengang
agar engkau rawat jadi prasasti
sebab daripadanya menyumber teduh kisah rahasia

sepi ini kedap rasa tanpa suara
dimana beling beling pertengkaran menjadi kasim tak menghasilkan luka

Gempol 130409

Layang Layang

















Sapaku kehilangan pintu
meliuk di tubir hatimu
seperti layang layang pada permainan bimbang
lewat tersapu angin ujung kemarau
tak membekaskan jawab
pada jiwaku yang mengharap

Gempol 130409

Kenangan


















bayi bayi  kenangan terikat pada kerdil tiang harap
sejak kau tinggalkan catatan runcing pada sepanjang trotoar yang kudaki
di setiap kota kota yang kesepian

ada senyummu yang menikam
melunturkan debu sisa pertengkaran yang berulang
sedangkan pikiran tumbuh menjadi langit tak berpenjara
dan kita saling berpaling disetiap persimpangan laju
saling menitip bunga layu di setasiun tua
Sejak itu hujan telah kehilangan bau amponya
jarak menyisakan gigil atas udara yang membeku
tepat disudut jendela
gambar gambar percakapan lantak tak berwarna
sedangkan malam lewat begitu saja

Gempol 130408

Wednesday, August 22, 2012

Fitri 2












ziarah ini telah kehilangan arah
tersesat oleh senyum haru di wajah menua
mengais sisa kenangan masa muda
ketika kegembiraan membuncah
di pagi fitri
tinggal berjajar
anak anak haram yang lagi yatim piatu

kesedihan datang bergumpal laksana awan
membekap bisu dalam seribu langkah
mati bersama sunyi yang mengiris hati sepi
rupanya ketersediaan tak berkawan dengan kesediaan
pintu pintu terkunci
jendela jendela terpaku
daun telinga dunia telah mati fungsi
tenggelam dalam euphoria hari raya;
penuh kegembiraan dunia

pada hari itu,
tidak ada suara yang dapat terdengar
kecuali suara nyanyian parau diri sendiri..

Pondok Aren, Lebaran 2012

Tuesday, August 21, 2012

Padam Bulan


















langit tak berbulan
malam muda berwajah muram
kuncup Leander terakhir lepas dari kelopak
luruh menghempaskan kuning ke tanah kering
tempat debu mati sia sia
bersama tetes air mata; sisa pertengkaran sore tadi
membeku bersama udara
demikian juga sikap kaku
gerak yang membatu
oleh kepatutan membentangkan tirai
satu satunya rambu kepatuhan
dalam ingatan

dan bulan tak kunjung datang
kita menunggu berselimut kecemasan
hingga hati melangkah pulang
rupanya malam telah padam

Bambuapus 120821

Sunday, August 19, 2012

Fitri 1

















aku menjadi debu gunung turun bersama embun
mengecupi aspal dan semen  tandus;
membangun mimpi.
mengambang di pagi fitri,
tak timbul tak jua tenggelam.
ruhku yang piatu tercerabut
dari lorong waktu masa silam.
lola kehilangan nostalgi kampung halaman.
ada yang manjing sunyi ditengah riuh.
tetap terasa sunyi meski ditengah gaduh perayaan,
konon pesta kemenangan. 

akulah debu gunung yang dipermainkan angin kemarau
di rimba beton.
meliuk kesana kemari
menikmati lengang jalanan.
menyembunyikan warna kesedihan
menyaru bersama perasaan merindu.
rindu akan masa lalu riwayat kalbu.

Gempol Lebaran 2012

Thursday, August 02, 2012

Losari












Pada waktu senja perlahan mengurung laut.
matahari jatuh dibalik pulau kecil

Pada matahari senja
Ada tatap matamu menebar debar
Kupunguti naraya wangi tubuh
Yang tercecer oleh angin dari kotamu yang jauh
Aku dan bangku beku menakar rindu
Menatap merana pada langit hampa
Sedangkan kata kata mengeja aksara
Menyalin asmara dari bibirmu yang serasa candu
Namaku engkau sebut lewat deru ombak,
laksana nafas kita menjadi badai yang menjombak
Sewaktu rambutmu tumpah di tepi dadaku; 
kala kita tak jemu menyatu

Losari 120802

Saturday, June 23, 2012

Hidup kedua

















Turunlah kemari hei bidadari
Turun ke bumi dimana aku menanti
Berhentilah sembunyi di balik pelangi
Bantu aku
Punguti serpihan kisah khayali yang jatuh jadi batu api
Turunlah kemari,
menjelma jadi benda padat yang mampu kusentuh
biar kueja setiap pori dan setiap helai rambut
Di hamparan waktu yang tertinggalkan hanya oleh jejak jejak masalalu
Bunga bakung di halaman kusiapkan dalam keranjang
Jadi sambutan atas bangkitmu dari tigabelas tahun kehilangan
Membawa tunas tunas baru bagi rapuh usia

Turunlah kemari hai bidadari,
Temui aku yang laksana raja Jawa ngersakke birahi
Biar kujelajahi tangis dan sukacitamu
Yang ribuan tahun terkubur puing kemegahan masa lalu


Sunter 120623

Thursday, October 06, 2011

Perkabungan










: Bue (13 Agustus 1942 - 06 Oktober 2011)

lentera itupun padam
cahayanya hilang berganti alam
tersisa kenangan masa masanya memberi pengetahuan
tinggal pena riwayat yang berhenti mencatat kini
meski tak hendak hati melepaskan
api pesthi pasti terjadi
padahal daripadanya aku mengeja aksara
Bahkan kicau burungpun terhenti ketika engkau pergi
terbawa pagi, pergi tak akan kembali lagi
hanya tangis kami yang menggenang di kerongkongan

tidurlah yang tenteram ibunda sayang,
kuselimuti dengan hamparan kembang setaman
dibawah rindah pohon trengguli yang berbunga kuning terang
dunia baru tempatmu menghadap ke haribaanNya sang pemilik kehidupan
dimana seribu bidadari menanti untuk menemanimu
dilangit dekat kahyangan aku lihat sayapmu mengepak
lepas beban sepanjang hayat kau sandang sendirian
senandung doa menjadi puji pujian perkabungan paling sendu
ketika malam malam berlalu tanpamu

Sugeng tindak, Bue...

Andong 111006

Thursday, February 24, 2011

Malam Jahanam











detak arloji mengiris nadi
gelap tanpa suara
dinding dinding retak terbakar api
dada koyak oleh pikiran sendiri
malam yang jahanam pestanya setan
serasa seribu tahun menunggu pagi
rindukan embun penyejuk sakit hati
membawa dendam dalam gendongan

kusangka iblis yang bernisan waktu
rupanya penipu ulung yang menjadi ratu
kupilih diam jadi percakapan
melulu kutukan pada malam yang jahanam
kata kata tak cukup syarat untuk jadi kalimat

Secangkir kopi berasa tai
terdampar hampa dipagi buta
lunas tugas jadi saksi yang tuli
ketika iblis rayakan pesta

Bambuapus 110224

Tuesday, February 08, 2011

Layu















jalanan lama jadi tak sama
lengang di setiap tikungan
musnah tergantikan debu
sesuatu hilang
hilang sesuatu
sesuatu dalam pikiran
berpikir dalam bisu diam

kekacauan menjadi bukan kesedihan
hanya tatap cemas yang terhujam di ingatan
dibawah naungan rindang pohon cerry
ketika kita bertemu terakhir kali
setelah jutaan tahun hanya memimpi
pada dunia yang tanpa pertengkaran
kugenggam bunga layu dalam pelukan
rupanya rindu memang mengkerdilkan perasaan
sedangkan cinta,
lumpuh layu dipenjara peradaban.


Komsen – Rawa Lumbu 110207

Sunday, February 06, 2011

Nazar











ketaatan kupersembahkan kepada setia
yang membawa kehadiran setelah ribuan langkah jalan
mari kemari sambut saya, yang yang pulang ke bumi biasa
aku tahu dia menunggu tanpa pengharapan
senyum rekah dibawah rindang pohon kehidupan
dimana nyanyian anak anak tak henti melagu
persinggahan terakhirku setelah penolakan demi penolakan
di tikungan ke sekian
aku berhutang terimakasih kepadaamu, kehidupan.
yang terus menerus memberi keajaiban,
membuat bahagia bukan kepalang
hai abang tukang Bajigur
pagi ini kubayar lunas kewajiban,
sebagaimana kutuai nazar hati yang tak terucap
ketika padamu tak punya uang kembalian

Balebengong Halim - 110204

Wednesday, October 20, 2010

Jagir











Merayapi naungan lampu lampu mati
Anyir bau kali dan keruh birahi
Langit hanya hitam diam
Wajah wajah yang gelisah
sinema dokumenter menghidupkan kisah kisah kematian

pada akhirnya masa lalupun kian dilupakan
hingga tersisa hanya gerbong demi gerbong kekecewaan
terangkut kesana kemari dalam ingatan

Stasiun Wonokromo yang berdaki
Menampungi mereka yang terbuang dari peradaban
Mereka yang tampil seolah mau bepergian
Pergi menjauh dari kemiskinan yang memalukan
Wajah mereka lelah mencari jawab atas aniaya lapar
Ibu anak anak menjelma perempuan malam
Bergincu, berbedak dan lapar
PSK tua sendiri ditikam malam
Di stasiun Wonokromo, tepian kali Jagir yang tak pernah mati

Surabaya 101020

Tuesday, July 27, 2010

Karangantu














memunguti serpihan sejarah
beling beling masalalu bercampur selongsong peluru para serdadu
dari kejayaan yang perlahan punah
bercampur lumpur dan dimakan tanah
bandar besar tinggal nama
berganti tambak berpetak petak
ditinggalkan pantai yang tenggelam oleh laut Jawa
dalam terpaan matahari setinggi kepala
tanah makan menggenang diam
vihara Avalokitesvara di naungan sepi pohon bodhi
sekantong kenangan hadirkan rindu yang melangit
gundukan tanah tak matikan masa silam
meski merana menunggu zaman membutakan awal kejadian

Karangantu, 100709

Thursday, July 22, 2010

Malam Terakhir











udara dibelah lengking kereta
pada malam hitam tanpa cahaya
tangis lokomotif sepanjang dusun dusun purba
meninggalkan rel tua ratusan tahun kesepian
tanah ini menjadi kuburan masa silam
sebab hidup bukanlah semata benda padat

di celah antara udara dan angkasa
kelelawar sesali drama peradaban
durhaka pada cikal bakal
meriam dan perahu bisa saja tertimbun waktu
perang dan pelabuhan bisa saja dihentikan zaman
Di ujung barat laut negeri makmur
Banten Lama akan terus ada
Sorosowan,
Speelwijk,
Kaibon,
dan Tasikardi
Sebuah jalan harmoni yang melintas
di sepanjang utas umur bumi.

Serang 100709

Saturday, July 17, 2010

Lepas












lepas gerbong dari gandengan
jalan membelah, beda arah
laksana sampan mengapung di Batang Arau
lepas sauh, jauhkan jalan

sudah semestinya ada perpisahan pada setiap perjumpaan
seperti kepastian janji kematian dalam setiap kehidupan

hening ini meredakan api
tinggal tersisa siksa dari gempa akhir tahun silam
bengkah bengkah pondasi kepercayaan
siap merubuhkan kastil pasir
tempat kisah negeri negeri antah berantah tersimpan

wajahmu terbawa angin
sedangkan jejak kakimu tersapu ombak
hanyut tak bertuan
bersama lumpur usia dan renik cita cita
tinggal kenangan menjelajah dasar samudera
lalu terdampar dalam bayang bayang di Tanjung Lesung

setelah ini tak akan lagi tinta
untuk ditoreh di lembar diary
kemasi rencana dalam ingatan jua
catat semua dalam tulisan tanpa aksara

pada puing kesekian bangunkan keyakinan
dengan nyeri matapedang menusuk hati
tegaklah tegak wahai kepala
kokohlah kokoh wahai kaki
hayati sepi
sebab riwayat punya jalannya sendiri

Padang 100717