Thursday, August 09, 2007

Sketsa sore





Perlahan menjauh dari tempik sorak dunia
Sesadar kita, usia telah menjadi tua
Seperti daun cemara yang rontok
Jadi sejuk oleh tanah lembab gunung Lawu dulu

Sahabat datang lewat sekerjap
Mengabarkan kehidupan panjang angan angan
Nun jauh dari seberang lautan
; berharap suatu saat kita dapat bertatap mata
Rindu ini seperti keong yang memfosil di batuan cadas
Jadi gambar penjaga sejarah belaka
Kehilangan hidup,
Juga kehilangan kematiannya

Seranta debu luluh di aspal jalanan
Bersama serapah yang tersembunyi disetiap atas roda
Lelaki yang beruntung
Perempuan yang beruntung
Dalam persoalan hidup yang terus merubung
Menyatu dalam sore yang memerah saga

Ciracas, 070809

3 comments:

asya said...

nice... salam kenal balik dari asya:)

asya said...

aku add linknya biar gampang kalo mo baca puisi bagus:)

dewi pras said...

senangnya jadi orang yang beruntung..
I wish I'll be the lucky girl :)
pa kabar?