Friday, April 30, 2010

Sumba Opu








pada tepi laut tak berpantai
rembulan bergoyang dihembuskan angan
tersisa tarian sinar lampu lampu
aku yang cemburu
dan dia yang cemburu
mengambang dalam diam
diantara letup makian
ribuan mil membunuh kata kata
cinta terkurung
batin aniaya
kursi besi beku menampuang percakapanmu
mengendap jadi rindu
menghadapi masalalu

arah menghilang sepanjang jalan
tinggal senyumanmu tersangkut di Sumba Opu
itupun ketika malam tak lagi berdentam perlahan gagu
dan seribu perempuan menari telanjang
di angan angan
pada bangku besi beku
diatas laut tak berpantai
dimana matahari lahir dan mati sepanjang hari

semoga angin membawa pesanku pada mimpimu
bahwa telah kubangun percaya
beralas puing beling masalalu
dengan penuh ragu...


Makassar 100423

5 comments:

Unknown said...

nice poems

Kak Mahh said...

good blog ...come follow me

maulida iskandar said...

iluph your poem

buderfly said...

zmah: thank you...
maulida:iluph your comment, too..

Nova Violita said...

dua jempol buat puisinya..