Saturday, July 17, 2010

Lepas












lepas gerbong dari gandengan
jalan membelah, beda arah
laksana sampan mengapung di Batang Arau
lepas sauh, jauhkan jalan

sudah semestinya ada perpisahan pada setiap perjumpaan
seperti kepastian janji kematian dalam setiap kehidupan

hening ini meredakan api
tinggal tersisa siksa dari gempa akhir tahun silam
bengkah bengkah pondasi kepercayaan
siap merubuhkan kastil pasir
tempat kisah negeri negeri antah berantah tersimpan

wajahmu terbawa angin
sedangkan jejak kakimu tersapu ombak
hanyut tak bertuan
bersama lumpur usia dan renik cita cita
tinggal kenangan menjelajah dasar samudera
lalu terdampar dalam bayang bayang di Tanjung Lesung

setelah ini tak akan lagi tinta
untuk ditoreh di lembar diary
kemasi rencana dalam ingatan jua
catat semua dalam tulisan tanpa aksara

pada puing kesekian bangunkan keyakinan
dengan nyeri matapedang menusuk hati
tegaklah tegak wahai kepala
kokohlah kokoh wahai kaki
hayati sepi
sebab riwayat punya jalannya sendiri

Padang 100717