Saturday, September 01, 2007

Muram Durja








tangismu pecah di ujung bumi
mengoyak hatiku
tercabik oleh simpati menggilas batin
menuang lara dalam bejana rasa

cinta menyeretmu jauh dari tawa
terjebak kini dalam absurd makna
terbanting daun pintu hati kekasih yang kau puja
tepat di wajahmu yang pengalah
rintihmu mengurai sepi

setetes air mata terakhir gugur ke tanah
kupungut dari sisa halimun
kubingkai jadi ornamen kisah
tentang kita yang tak lagi mungkin bersentuhan
terhalang kokoh dinding kaca peradaban

betapa sedihnya hati
melihatmu tak bahagia
dan tak sanggup kuberbuat apa


ciracas 070901

1 comment:

unai said...

hidup adalah pilihan, dan bila harapan tak seindah angan...jangan ada sesal kemudian. Beri ruang untuk hati yang muram...:)